Contoh Penerapan Standar Teknik dari Laporan
Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Isa
NPM : 36413009
Kelas : 4ID08
Mata Kuliah : Etika Profesi
Pembahasan
Standarisasi mutu perusahaan secara keseluruhan harus mampu menghasilkan produk yang kualitasnya dapat bersaing dan memuaskan konsumen.Sistem manajemen kualitas adalah sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktik-praktik standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. ISO 9001:2008 mempunyai dua puluh empat elemen standar mutu yang harus diikuti. Penerapan dua puluh empat elemen tersebut ditujukan untuk mencapai kepuasan pemilik proyek dengan cara mencegah ketidaksesuaian produk pada setiap tahap pelaksanaan. Elemen-elemen tersebut atas dasar fungsinya dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok (Dokumen ISO 9001:2008).
Elemen sistem manajemen mutu (quality management system), meliputi persyaratan umum dan persyaratan dokumentasi. Elemen tanggung jawab manajeme (management responsibility), meliputi komitmen manjemen, fokus pada pelanggan, kebijakan mutu, perencanaan, tanggung jawab wewenang dan komunikasi, dan tinjauan manajemen. Elemen pengelolaan sumber daya (resource management), meliputi penyediaan sumber daya, sumber daya manusia, prasarana, dan lingkungan kerja. Elemen realisasi produk (product realization), meliputi perencanaan realisasi produk, proses yang berkaitan dengan pelanggan, desain dan pengembangan, pembelian, produksi dan penyediaan jasa. Elemen pengukuran, analisis, dan perbaikan (measuring, analysis, and improvement), meliputi pemantauan dan pengukuran, pemantauan dan pengukuran proses, pemantauan dan pengukuran produk, pengendalian produk yang tidak sesuai, analisis data, dan perbaikan.
Pemantauan dan Pengukuran Proses
Organisasi harus menerapkan metode pemantauan yang sesuai jika memungkinkan dilaksanakan dengan pengukuran proses sistem manajemen mutu. Metode ini harus memperagakan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan, apabila hasil yang direncanakan tidak tercapai, harus
dilakukan koreksi dan tindakan korektif seperlunya (Dokumen ISO9001:2008).
dilakukan koreksi dan tindakan korektif seperlunya (Dokumen ISO9001:2008).
Suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan dilaksanakan tanpa pengendalian terhadap mutu, ada kemungkinan akan terjadi penyimpangan-penyimpangan dari persyaratan yang ditetapkan atas produk akhir, sehingga terjadi perbaikan atau pekerjaan ulang yang selanjutnya menyebabkan ketidakpuasan pemilik proyek(Prijono Wirdyodiningrat, dkk, 1997:35).
Pemantauan dan Pengukuran Produk
Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk melakukan verifikasi bahwa persyaratan produk tersebut terpenuhi. Hal ini harus dilakukan pada tahap yang sesuai dari proses realisasi produk menurut peraturan yang sudah terencana, untuk merencanakan realisasi produk, organisasi harus menetapkan hal sebagai berikut (Dokumen ISO 9001:2008): Sasaran dan persyaratan mutu bagi produk. Kebutuhan untuk menetapkan proses dan dokumen dan untuk menyediakan sumber daya yang spesifikasi bagi produk tersebut. Kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan pengujian yang spesifik bagi produk dan kriteria penerimaan produk. Rekaman yang diperlukan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan.
Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek merupakan fase menterjemahkan suatu perencanaan ke dalam diagram-diagram yang sesuai dengan skala waktu. Jadwal proyek merupakan alat yang dapat menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan (aktifitas), kapan dimulai, ditunda ataupun diselesaikan (Mas Suryanto HS dan Hasan Dani, 2005: 1)
Mengetahui dampak serifikasi ISO 9001:2008 pada PT. Waringin Megah diukur dengan cara mengukur kondisi perusahaan sebelum dan sesudah mendapatkan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, serta mengukur berdasarkan jumlah hasil perolehan proyek selama perusahaan sebelum dan sesudah mendapatkan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yaitu mulai tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012. Elemen pemantauan dan pengukuran proses dilakukan untuk memastikan proses dilaksanakan dalam kondisi terkendali. Perusahaan jasa konstruksi terlebih dahulu harus menetapkan prosedur-prosedur secara tertulis mengenai rangkaian kegiatan pelaksanaan yang dilakukan di lapangan, apabila rangkaian kegiatan pelaksanaan dilaksanakan tanpa pengendalian terhadap mutu, maka ada kemungkinan akan terjadi penyimpangan atas produk akhir baja itu sendiri. Pada Proyek Pembangunan Kantor dan Gudang PT. Djarum, kontraktor PT. Waringin Megah telah mempunyai prosedur yang tetap di lapangan. Tabel di bawah
ini akan memberikan gambaran secara umum mengenai kesesuaian kondisi di lapangan (proyek) dengan prosedur berdasarkan ISO 9001:2008 atas elemen pemantauan dan pengukuran proses untuk pekerjaan kolom, balok, kuda-kuda (rafter) sebagai berikut:
Checklist penerapan elemen pemantauan dan pengukuran proses di Proyek Pembangunan Kantor dan Gudang PT. Djarum untuk pekerjaan konstruksi baja terdiri dari tiga pekerjaan, yaitu pekerjaan kolom, balok, dan kuda-kuda (rafter). Rekapitulasi dari hasil analisis elemen pemantauan dan pengukuran proses pada pekerjaan kolom, pekerjaan balok, dan pekerjaan kudakuda (rafter) di Proyek Pembangunan Kantor dan Gudang PT. Djarum sebagai berikut:ini akan memberikan gambaran secara umum mengenai kesesuaian kondisi di lapangan (proyek) dengan prosedur berdasarkan ISO 9001:2008 atas elemen pemantauan dan pengukuran proses untuk pekerjaan kolom, balok, kuda-kuda (rafter) sebagai berikut:
Mean = 8.07
Tingkat kesesuaian penerapan ISO 9001:2008 dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja ditinjau dari elemen pemantauan dan pengukuran proses sudah cukup baik dengan skor 8.07. Dalam Penerapan ISO 9001:2008 perusahaan perlu konsisten dan tegas dalam menetapkan dan menerapkan prosedur K3, melakukan pemeliharaan peralatan, dan membuat jadwal pemeliharaan peralatan yang digunakan di proyek.
Manfaat dari penerapan ISO 9001 telah diperoleh banyak perusahaan. Beberapa manfaat dapat disebutkan sebagai berikut (Vincent Gaspersz, 2002: 17-18): Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistemik, Meningkatkan image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global. Menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh pelanggan.
Sumber : Nasrulloh, Ahmad. HS, Suryanto. PENERAPAN ISO 9001:2008 PADA KONTRAKTOR PT. WARINGIN MEGAH DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA DI PROYEK PEMBANGUNAN KANTOR DAN GUDANG PT. DJARUM RUNGKUT SURABAYA