Senin, 12 Mei 2014

Mengatasi Masalah dengan 5 Sikap

Fitnah, musibah, kekurangan harta, penyakit, penghinaan, adalah sebagian masalah yang akan selalu menghampiri kita. Kapanpun dan dimanapun masalah akan selalu menghampiri kita. Yang harus menjadi perhatian, bagaimana sikap kita terhadap masalah tersebut? Inilah yang akan menentukan sukses tidaknya hidup kita.

 Kenyataan memperlihatkan ada yang hancur oleh masalah, namun ada pula yang melejit menjadi manusia terhormat, berkah dari masalah yang menimpanya. Karena itu kita harus memiliki pemahaman bahwa masalah yang menimpa bukan sebagai beban apalagi bencana, namun anggaplah sebagai karunia untuk meningkatkan ilmu, amal, wawasan, ganjaran dan kemuliaan disisi Tuhan.

  Nah ketika dihadapkan dengan masalah selalu ingat 5 hal ini :

 1. Jangan Panik
Saat tertimpa suatu masalah, langkah pertama yang harus diambil adalah jangan panik. Kepanikan hanya akan menambah masalah daripada menyelesaikan masalah. Maka latih diri dan keluarga untuk selalu tenang dan tidak panik menghadapi situasi segawat apapun.

 2. Jangan Emosional
Jangan terpancing untuk marah dan bertindak emosional ketika kita dihadapkan pada suatu masalah. Marah hanya akan memuaskan nafsu, sedangkan nafsu yang tidak terkendali bukan jalan meraih kebenaran dan kemuliaan hidup. Bukannya tidak boleh tertindak, tapi yang tidak boleh adalah bertindak secara emosional.

3. Jangan Tergesa-gesa
Tindakan tergesa-gesa hanya akan menuai penyesalan. Maka kendalikan diri, jangan ingin cepat-cepat menyelesaikan suatu aktivitas tanpa perhitungan matang. Saat dihadapkan dengan masalah yang rumit, segera petakan masalah tersebut, kumpulkan informasi secara BAL (Benar, Akurat dan Lengkap).

4. Jangan Mendramatisir Masalah
Sebagian penderitaan yang dialami adalah hasil dramatisasi pikiran kita sendiri. Akibatnya persoalan jadi tampak gawat, darurat, dan mencekam. Padahal boleh jadi masalah yang dihadapi tidak segawat dan semencekam yang diperkirakan.

5. Jangan Putus Asa
Masalah akan membuat kita terpuruk dan menjadi hina, bila kita putus asa menghadapinya. Ingatlah, bersama kesulitan ada kemudahan!

Hai Tuhan lihatlah betapa besar masalahku....... (Ini yang salah.)
Hai masalah lihatlah Tuhan itu Maha Besar...... (Ini yang benar.)

source

Nasihat dari Pak Mario

Nasihat kecil untukmu ...

Nak, saat kau ingin marah pada IBU
tunggu dulu..
Tanyakan dulu, bagaimana ia pernah menjerit dengan air mata perih.

Ketika dulu ia melahirkanmu, tubuhmu mungil berbalut kasihnya.
Mulutmu kecil, melengking tangis mengundang harunya.

Nak saat kau sesat arah dengar hatimu.
Di dalamnya ada pijar pelita IBU.
Yang kan membimbing hingga kau temukan jalan keluar.

Sesungguhnya jasa ibumu, jauh lebih besar dari apa yang kau peroleh saat ini, renungkanlah ...

source



Bahaya Memutus Tali Silaturahmi

Andaikata setiap orang mengetahui dengan baik bahaya memutus tali persaudaraan, maka ia akan berupaya sungguh-sungguh menyambung tali persaudaraan karena beberapa hal:

>Pertama, memutus tali persaudaraan menjadikan hidup seseorang terasa sempit, tidak nyaman dan jauh dari berkah Allah SWT. Dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dimudahkan urusannya, maka hendaknya ia menyambung tali persaudaraan." (HR. Bukhari-Muslim).

>Kedua, amal perbuatan mingguan orang yang memutus tali persaudaraan tidak diterima oleh Allah SWT. Dari Abu Hurairah RA berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya amal perbuatan anak Adam dihadapkan kehadirat Allah SWT pada setiap Kamis malam Jumat. Dan Allah tidak menerima amal perbuatan orang yang memutus tali persaudaraan."

>Ketiga, pemutus tali persaudaraan mendapatkan laknat dari Allah SWT sebab merupakan sifat dari orang-orang fasik. Allah SWT berfirman,

"Dan orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya disambungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk." (QS. Ar-Ra'd: 25).

>Keempat, pemutus tali persaudaraan termasuk perbuatan dosa besar dan siksanya disegerakan oleh Allah SWT di dunia maupun di akhirat. Dari Abu Bakar RA dari Rasulullah SAW bersabda,

"Tidak ada dosa yang lebih cepat balasannya dari Allah di dunia dan akhirat dari pada permusuhan dan memutus tali persaudaraan."

>Kelima, pemutus tali persaudaraan tidak akan masuk surga karena perbuatannya bertentangan dengan prinsip-prinsip kebajikan dan sifat orang-orang yang berilmu. Dari Jabir RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan keluarga." (HR. Bukhari).

>Keenam, pemutus tali silaturahim menjauh dari tanda-tanda keimanan. Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-nya, maka hendaknya memuliakan tamunya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hendaknya menyambung tali persaudaraan." (HR. Bukhari-Muslim).

>Ketujuh, pemutus tali persaudaraan merenggangkan hubungan dengan Sang Pencipta. Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Silaturahim berkaitan erat dengan Arsy dan berkata, ‘Barang siapa menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa memutusku, maka Allah akan memutusnya’." (HR. Bukhari-Muslim).

Semoga tali persaudaraan tetap terjaga. Amiin...

source