Rabu, 19 Oktober 2016

Kewirausahaan

Muhammad Isa / 36413009
4ID08
Kewirausahaan#



1.         Kewirausahaan berasal dari bahasa Perancis yang berarti perantara. Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Sedangkan ada pendapat yang mengatakan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Tiga jenis perilaku kewirausahaan :
a)      Memulai inisiatif, berarti memiliki pola pikir yang luas dan kreatif serta suatu tekad yang bulat ingin berwirausaha.
b)      Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis. Artinya seorang wirausaha harus mampu merubah semua faktor yang mempengaruhi dalam kelangsungan usahanya secara praktis untuk menunjang kelancaran usahanya
c)      Diterimanya resiko dan kegagalan. Seorang wirausaha juga harus bisa meenerima segala resiko dalam menjalankan usahanya yaitu suatu kegagalan dalam usahanya.
            Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Kewirausahaan dalam perspektif sejarah, muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18, diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Karakteristik wirausahawan menurut McClelland :
a)      Keinginan untuk berprestasi, Berorientasi pada tujuan dan tetap berkeinginan kuat pada hasil yang sempurna. Gila kerja (workholic) dan bekerja dengan baik sehingga tidak menyukai kelemahan (perfectionist). Tidak suka menunda pekerjaan dan selalu ingin cepat diselesaikan. Haus akan prestasi sempurna (excellence). Tuntas dalam mengerjakan tugas.
b)      Keinginan untuk bertanggung jawab, Teguh pendiriannya. Selalu yakin dengan apa yang ia kerjakan dan lakukan, sehingga terkadang cenderung keras kepala tetapi sebenarnya mempunyai konsep dan alasan yang kuat dalam melakukan sesuatu. Berperilaku profesional dalam arti punya tanggung jawab, komitmen tinggi, disiplin, berusaha tetap konsisten pada pendiriannya, serta jujur dan terbuka.
c)      Preferensi kepada resiko-resiko menengah, mengevaluasi resiko dan dampaknya terlebih dahulu, mencari keputusan yang tepat dan optimal, tidak takut terhadap resiko karena ia kuat dalam hal intuisinya, waspada dan antisipatif sehingga selalu berperilaku proaktif.
d)      Persepsi kepada kemungkinan berhasil
e)      Rangsangan oleh umpan balik
f)       Aktivitas energik
g)      Orientasi ke masa depan
h)      Keterampilan dalam pengorganisasian
i)       Sikap terhadap uang

2.         Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18. Diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
a)      Keinginan untuk berprestasi artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki keinginan untuk berprestasi di bidang usahanya.
b)      Keinginan untuk bertanggung jawab artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki keinginan untuk bertanggung jawab penuh terhadap usahanya.
c)      Preferensi kepada resiko-resiko menengah artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki Preferensi kepada resiko-resiko menengah di bidang usahanya.
d)      Persepsi kepada kemungkinan berhasil artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki persepsinya sendiri kepada kemungkinan keberhasilan pada bidang usaha yang diambilnya.
e)      Rangsangan oleh umpan balik artinya wirausahawan haruslah menunjukkan rangsangan atau ekspresi terhadap umpan yang diberikan oleh para kompetitor.
f)       Aktivitas energik artinya wirausahawan haruslah energik setiapmelakukan aktivitas.
g)      Orientasi ke masa depan artinya wirausahawan haruslah memiliki orientasinya sendiri akan berubahnya zaman atau masa depan yang akan datang.
h)      Keterampilan dalam pengorganisasian artinya wirausahawan haruslah terampil dalam berorganisasi.
i)       9.  Sikap terhadap uang artinya wirausahawan haruslah mempunyai sikap tersendiri kepada keuntungan yang diperolehnya.
Penentuan potensi kewirausahaan dibawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi sesuksesan bagi kewirausahaan:
a)      Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n-Ach tinggi.
b)      Kemampuan inovatif artinya wirausahawan haruslah inovatif dalam mendesain atau merancang produk dari usahanya.
c)      Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity) artinya wirausahawan haruslah dapat memberikan toleransi terhadap keinginan untuk menduga-duga. 
d)      Keinginan untuk berprestasi artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki keinginan untuk berprestasi di bidang usahanya.
e)      Kemampuan perencanaan realistis artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki kemampuan yang realistis dalam melakukan perancangan.
f)       Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki sikap kepemimpinan terorientasi terhadap tujuan yang telah ditentukannya .
g)      Obyektivitas artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki Sikap obyetivitas di bidang usahanya.
h)      Tanggung jawab pribadi artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki Tanggung jawab pribadi di bidang usahanya.
i)       Kemampuan beradaptasi artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki Kemampuan beradaptasi di bidang usaha yang telah dipilihnya.
j)       Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator artinya seorang wirausahawan haruslah memiliki kemampuan berorganisasi dan mampu sebagai seorang administrator sekalipun.

3.         a. Kebutuhan untuk berprestasi (n-ACH)
            n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha    mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut. Contoh : Seorang wirausahawan yang ingin membuat karyawannya mencintai usaha  yang dibangun oleh wirausahawan tersebut dengan membuat strategi umpan balik.
            b. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-Afil)
     Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi. Contoh : Seorang karyawan yang ingin membangun hubungan yang erat antar karyawan lainnya di sebuah badan usaha.
            c. Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
     Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Contoh : Seorang wirausahawan yang menanamkan prilaku yang baik terhadap usahanya sendiri sehingga karyawannya mengikuti wirausahawan tersebut tanpa perlu dipaksa atau disuruh.

4.         Terdapat beberapa sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru, antara lain: a) Konsumen. Wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen. b) Perusahaan yang sudah ada. Wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada serta mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada. c) Saluran distribusi. Merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar. d) Pemerintah. Merupakan sumber pengembangan baru yang terdiri dari 2 cara, yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan sejumlah produk baru dan melalui peraturan pemerintah terhadap dunia bisnis yang memungkinkan munculnya produk baru. e) Penelitian dan pengembangan. Sering menghasilkan gagasan baru atau perbaikan produk yang sudah ada.

5.         Analisa pulang pokok (break event point) adalah teknik untuk menentukan seberapa banyak satuan yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan yang harus dicapai agar tercapai posisi pulang pokok (tidak rugi tidak untung). Selain itu, analisa pulang pokok juga adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.

Unsur Dasar Analisa Pulang Pokok
            Analisa pulang pokok umumnya terdiri dari refleksi, pembahasan, pertimbangan dan pembuatan keputusan relatif terhadap 7 unsur pokok. Masing-masing unsur dan definisinya adalah sebagai berikut:
            a. Biaya tetap
            Biaya tetap adalah pengeluaran yang diadakan oleh generasi tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap adalah pajak tanah, pemeliharaan bangunan, pengeluaran untuk bunga pada uang yang dipinjam untuk membiayai pembelian peralatan.
            b. Biaya variabel
            Biaya vaiabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya variabel adalah biaya pembunkusan produk, biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat produk, biaya yang berkaitan dengan pembungkusan produk untuk dikapalkan.
            c. Biaya total
            Biaya total adalah total biaya total dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi.
            d. Pendapatan total
            Pendapatan total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk. Sesungguhnya pendapatan total meningkat ketika lebih banyak produk yang terjual.
            e. Keuntungan
              Keuntungan didefinisikan sebagai jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual.
            f. Kerugian
            Kerugian adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut.
            g. Titik pulang pokok
            Titik pulang pokok didefinisikan sebagai situasi di mana pendapatan total organisasi sama dengan biaya totalnya; organisasi hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak mendapatkan keuntungan maupun tidak mengalami kerugian.

6.         a) Perusahaan perseorangan.
            Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.
     b)      Kongsi
            Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.
   c)      Perseroan.
Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
   d)      Go Public

7.         Seleksi adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Tahap-Tahap Proses Seleksi:
a.       Penyaringan Pendahuluan dari rekaman, berkas data, dll
b.      Wawancara Pendahuluan
c.       Tes Kecerdasan (intelegence)
d.      Tes Bakat (Aptitude)
e.       Tes Kepribadian (Personality)
f.        Rujukan Prestasi (Performance References)
g.      Wawancara Dianostik
h.      Pemeriksaan Kesehatan
i.        Penilaian Pribadi
            Dua alat yang sering digunakan untuk membantu proses seleksi adalah
            1.      Ujian (testing)
      sebagai penelitian kualitas sumber daya manusia yang relevan untuk menjalankan tugas atau jabatan yang tersedia.
      Dibagi menjadi empat kategori :
            - tes bakat (aptitude test)
            - tes pencapaian (achievement test)
            - tes minat vokasional (vocational interest test)
            - tes kepribadian (personality test)
            2. Pusat Penilaian (assesment Center)
            suatu program, dan bukannya tempat, dimana peserta tergabung dalam sejumlah individu dan kelompok latihan yang dibentuk untuk menstimulasi aktivitas-aktivitas penting pada tingkat dimana peserta berharap untuk bisa mencapai suatu tingkatan tertentu.

Inventory Control Metode ABC

Muhammad Isa / 36413009
4ID08
Kewirausahaan#   



      Metode Activity Based Costing (ABC) System menghitung setiap biaya pada masing-masing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing aktivitas. Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia belum mengadopsi metode ini dalam penghitungan biaya produksi yang dikeluarkan untuk setiap produk. Umumnya metode yang digunakan oleh perusahaan yang berada di Indonesia adalah pemerataan biaya secara umum untuk masing-masing produk. Padahal masing-masing produk tersebut kenyataannya tidak menggunakan sumber daya dalam jumlah yang sama.
Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC) banyak diterapkan pada perusahaan – perusahaan dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC menyediakan pandangan yang jelas bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka panjang. Sistem ABC telah dikembangkan dan diimplementasikan pada banyak perusahaan seperti Hewlett-Packard, General Electric, Merck, AT&T, dan American Express.
      Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa.  Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. System ABC mengasumsikan bahwa aktivitas aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk. Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem ABC menyaratkan tiga hal:
a.  Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi
    Sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan  fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing-masing produk.
b.  Tingkat persaingan industri yang tinggi
    Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka perusahaan akan  semakin meningkatkan persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen.
c.  Biaya pengukuran yang rendah
    Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan menjual produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:
  1. Facility sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji pegawai kunci
  2. Product sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk
  3. Bacth activity cost: biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi. Misalnya biaya set-up mesin
  4. Unit level activity cost: biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
  5. Penggolongan aktivitas menjadi empat ketegori diatas disebut cost hierarchy (struktur biaya).
 Langkah-langkah ABC sistem:
  1. Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang homogen. Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead yang variasinya dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab (cost driver). Untuk menentukan mana kelompok biaya yang homogen, dapat melihat biaya yang mempunyai rasio konsumsi sama untuk seluruh produk.
  2. Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik:
Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang dikonsumsi

Pembebanan Biaya Overhead pada Activity Based-Costing
     Activity-Based Costing meskipun pembebanan biaya-biaya overhad pabrik dan produk juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya tradisional, tetapi pusat biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar pembebanan dari pusat biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan akuntansi biaya tradisional.
Activity-Based costing menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional. Sebelum sampai pada prosedure pembebanan dua tahap dalam Activity-Based Costing perlu dipahami hal-hal sebagai berikut:
  1. Cost Driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya.  Cost Driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas aktivitas selanjutnya.
  2. Rasio konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk,  dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.
  3. Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari  overhead yang variasi biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk dapat disebut suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
Cost Driver
     Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan.
Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan jumlah overhead  yang ditimbulkan oleh masingmasing jenis produk harus diidentifikasi melalui cost driver.
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya  overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktifitas.
Ada dua jenis cost driver, yaitu:
Cost Driver berdasarkan unit
Cost Driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melalui penggunaan  tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.
  • Cost Driver berdasarkan non unit
Cost Driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit yang menjelaskn konsumsi overhead. Contoh cost driver berdasarkan unit pada perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang tersedia.
Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat kompleks dan banyak jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangan yang matang dalam menentukan pemicu biayanya atau cost driver.
  • Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan
Penentuan banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driver yang dibutuhkan.
  • Pemilihan cost driver yang tepat.
Dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan:
    • Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost driver (cost of measurement).  Cost driver yang membutuhkan biaya pengukuran lebih rendah akan dipilih.
    • Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya 20 (degree of correlation). Cost driver yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih.
    • Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effect). Cost driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih.

Amin (1994: 23) mengemukakan tentang keunggulan ABC adalah sebagai berikut:
  1. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus pada mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manufakturing, yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki mutu dan mengurangi biaya.
  2. ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
  3. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar.
  4. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk mencari break even atas produk yang bervolume rendah.
  5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufakturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.