Jumat, 29 November 2013

ILMU BUDAYA DASAR "IDEOLOGI DAN PANDANGAN HIDUP"

Nama : Muhammad Isa
Kelas : 1ID12
NPM : 36413009



Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada logos. Menurut Descartes:   
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004”
Plato (abad 3 SM) Menerangkan bahwa Ideologi sebagai kebenaran sejati, yang scara kasar dapat disimpulkan sebagai seperangkat nilai dan aturan atau hukum yang dipercayai dapat membantu manusia dalam menjalani hidupnya.
Egelton(1991) dalam bukunya Ideology menyatakan Ideologi sebagai suatu yang kompleks.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Ideologi diartikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. An-Nabhany (1953) mendefinisikan Ideologi sebagai pemikiaran yang mendasar(aqidah) yang rasional yang darinya melahirkan sistem peraturan kehidupan..
Ideologi Islam
ISLAM Sebagai Ideologi ?                                          
Islam mempunyai keunikan dibanding dengan agama lain, dari segi wilayah ajarannya, Islam tidak hanya mengurusi urusan Ruhiyah (ritual-spiritual), akan tetapi meliputi juga masalah Siyasiyah (politik). Atau dengan kata lain Islam adalah aqidah spiritual dan politik (al-aqidah ar-ruhiyah was-siyasiyah).
Al-aqidah ar-ruhiyah adalah aqidah atau ajaran yang mengatur masalah yang berhubungan dengan akhirat, seperti syurga, neraka, pahala dosa, dll. Termasuk didalamnya masalah ibadah, seperti shalat, zakat, puasa, dll. Sedangkan al-aqidah as-siyasiyah adalah aqidah atau ajaran yang mengatur urusan kehidupan, seperti politik, ekonomi, social, pemerintahan, pendidikan, layanan kesehatan, persangsian/hukum, dll. Kedua aqidah atau ajaran tersebuut berasas pada aqidah (pemikiran dasar) yang sama yaitu aqidah Islam.
Jadi jika kita melihat pada definisi-definisi ideologi diatas jelas Islam adalah sebuah agama sekaligus Ideologi. Islam bukanlah sekadar agama ritual yang mengatur masalah tatacara ibadah saja seperti agama-agama lain.
Sebagai agama dan Ideologi, islam adalah ajaran yang mengandung aqidah dan sistem, atau dalam istilah lain Islam adalah ajaran yang yang mengandung aqidah dan Syari’ah. Aqidah yang dimaksud disini adalah keimanan kepada Allah, malaikat, Rasul, kitab, Hari Kiamat, serta Qadha dan Qadar. Sedangkan Syariah adalah sekumpulah hukum Syara’ yang mengatur seluruh masalah manusia. Syariah Islam merupakan hukum yang mencakup semua urusan, dengan sumber utamanya al-Qur’an dan as-Sunnah.
“dan kami turunkan kepada muy kitab ini untuk menerangkan semua perkara”(TQS. An-Nahl:89).
“Hari ini telah ku sempurnakan agama kamu dan telah ku cukupkan nikmat-Ku untukmu, serta aku Ridha Islam sebagai Dien mu”(TQS. Al-Maidah: 3).
Rasulullah Muhammad SAW. Adalah contoh manusia yang mengemban Islam sebagai Ideologi. Aisyah ra. Menyebutkan bahwa akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an, jadi apasaja yang beliau kerjakan adalah datang dari al-Qur’an sebagai sumber hukum utama Ideologi Islam. Ketika beliau mengasihi orang-orang miskin, itu semata-mata karena Allah SWT memerintahkan demikian, sama halnya ketika beliau bersikeras terhadap orang-orang kafir. Ketika beliau mencari nafkah, maka aktivitas ini juga tidak lepas dari perintah Allah, dan dalam aktivitasnya ini ada standar Islam yang beliau pedang yaitu halal-haram.

Pandangan hidup Islam
Dicanangkan oleh Nabi di Makkah melalui penyampaian wahyu Allah dengan cara-cara yang khas. Setiap kali Nabi menerima wahyu yang berupa ayat-ayat al-Qur’an, beliau menjelaskan dan menyebarkannya kemasyarakat. Cara-cara seperti ini tidak sama dengan cara-cara yang ada pada scientific worldview,dan oleh sebab itu Prof.Alparslan menamakan worldview Islam sebaai ‘quasi-scientific worldview’. Penjelasan lebih detail tentang pandangan hidup Islam akan dilakukan kemudian.
Proses pembentukan pandangan hidup melalui penyebaran ilmu pengetahuan diatas akan lebih jelas lagi jika kita lihat dari proses pembentukan elemen-elemen pokok yang merupakan bagian dari struktur pandangan hidup itu serta fungsi didalamnya. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa pandangan hidup dibentuk oleh jaringan berfikir (mental network) yang berupa keseluruhan yang saling berhubugan (architectonic whole).

Namun, ia tidak merepresentasikan suatu totalitas konsep dalam pikiran kita. Ketika akal seseorang menerima pengetahuan terjadi proses seleksi yang alami, dimana pengetahuan tertentu diterima dan pengetahuan yang lain ditolak. Pengetahuan yang diterima oleh akal kita akan menjadi bagian dari struktur worldview yang dimilikinya.
Meskipun pengetahuan yang diterima oleh akal manusia itu bersifat acak, namun ia akan terstruktur dengan sendirinya dalam pikiran manusia. Dari konsep-konsep yang ada dalam diri manusia maka kita dapat menyusun kedalam beberapa struktur konsep. Professor Alparslan mengkategorikan struktur pandangan hidup menjadi lima:
1) Struktur tentang kehidupan,
2) Struktur tentang dunia,
3) Struktur tentang manusia,
4) Struktur tentang nilai dan
5) strutktur tentang pengetahuan.
Proses terbentuknya struktur konsep dalam worldview ini bermula dari struktur tentang kehidupan, yang didalamnya termasuk cara-cara manusia menjalani kegiatan kehidupan sehari-hari, sikap-sikap individual dan sosialnya, dan sebagainya. Struktur tentang dunia adalah konsepsi tentang dunia dimana manusia hidup. Struktur tentang ilmu pengetahuan adalah merupakan pengembangan dari struktur dunia (dalam transparent worldview).
Gabungan dari struktur kehidupan, dunia dan pengetahuan ini melahirkan struktur nilai, dimana konsep-konsep tentang moralitas berkembang. Setelah keempat struktur itu terbentuk dalam pandangan hidup seseorang secara transparent, maka struktur tentang manusia akan terbentuk secara otomatis.
Meskipun proses akumulasi kelima struktur diatas dalam pikiran seseorang tidak selalu berurutan seperti yang disebut diatas, tapi yang penting kelima struktur itu pada akhirnya menjadi suatu kesatuan konsepsi dan berfungsi tidak saja sebagai kerangka umum (general scheme) dalam memahami segala sesuatu termasuk diri kita sendiri, tapi juga mendominasi cara berfikir kita. Disini dalam konteks lahirnya ilmu pengetahuan di masyarakat, struktur ilmu pengetahuan merupakan asas utama dalam memahami segala sesuatu. Ini berarti bahwa teori atau konsep apapun yang dihasilkan oleh seseorang dengan pandangan hidup tertentu akan merupakan refleksi dari struktur-struktur diatas.

Jumat, 08 November 2013

Budaya Terlupakan



Seperti yang telah dibahas pada Artikel sebelumnya yang menyatakan bahwa “Manusia tidak akan terlepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri ,kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan”.

Yap,Seiring perkembangan zaman tingkah laku manusia terutama para remaja kian berubah,mereka cenderung mengikuti pola budaya masyarakat barat tanpa memikirkan dampak negatif yang terus mengikis tata krama yang merupakan suatu ciri khas masyarakat Indonesia. Sejak dahulu orang Indonesia terkenal dengan kesopanan dan ramah-tamahnya, serta adat istiadat yg dijunjung tinggi. Namun, apabila kita berkaca pada kehidupan bangsa saat ini, sungguh ironis sekali dimana banyak sekali pergeseran yang dilakukan oleh anak- anak, remaja mengenai budaya sopan santun ini. Di majalah, televisi, internet, tak jarang orang berani melakukan perilaku yang sebenarnya dianggap tidak sopan, namun sudah dianggap biasa.

Melihat kondisi demikian, agaknya tepat jika orang tua ikut berperan dalam pembentukan etika pada anak. Dan orang tua pula dituntut untuk mengajarkan nilai-nilai tersebut. Namun mengajarkan etika tidak bisa dilakukan hanya satu hari. Hal ini membutuhkan proses yang cukup panjang dan haris dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Hal tersebut adalah suatu langkah awal untik membentuk suatu generasi yang sadar diri terhadap tatakrama dan sopan santun.Dan kita sebagai pemuda pun harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menghadapi krisis “berbudaya baik” sehingga dapat menjadi contoh tauladan baik bagi kerabat terdekat kita.
           
Selain Tata krama yang menjadi ciri khas budaya Indonesia terdapat Banyak sekali kebudayaan yang sangat unik dan menarik dari Indonesia. Contohnya ;

Makepung, Balap Kerbau Masyarakat Bali.
Umumnya masyarakat Indonesia lebih mengenal karapan sapi yang berasal dari Madura. Sedangkan di Bali ada juga upacara Makepung. Kalau di Madura menggunakan hewan sapi, sedangkan Makepung menggunakan kerbau.

Atraksi Debus Banten
Kalau atraksi debus yang berasal dari Banten ini, pastinya juga sudah di kenal luas, karena memang debus manjadi salah satu seni dan budaya dari Banten yang sangat khas dan menarik.

            Sebenarnya masih banyak budaya di Indonesia dan sebagai warga negara Indonesia kita harus menjaga Kebudayaan indonesia, Sayangnya ketika ada segelintir pemuda yang mencoba mempelajari budaya kita sendiri, teman temannya malah menjerumuskan mereka pada hal yang buruk. Banyak alasan untuk membuat mereka berhenti mencintai negara kita sendiri,seperti tidak gaul atau ketinggalan zaman dll.
           
            Cintailah budaya bangsa sendiri,bukankah negara maju adalah negara yang menghormati budayanya sendiri? Dan sudah selayaknya kita sebagai generasi muda Indonesia melestarikan kembali budaya kita. bukan begitu sahabat?

Sabtu, 02 November 2013

Kisah Sukses berawal penderitaan

  Sebelum mengetahui sistem Sukses Total yang sekarang saya ajarkan di website ini, saya sama seperti kebanyakan orang Indonesia lainnya, yaitu orang kebanyakan.
Tidak ada yang istimewa. Kata orang saya cerdas. Ber-IQ tinggi. Mungkin. Saya selalu lulus sekolah mulai dari SD sampai Universitas sebagai lulusan TERBAIK. Saya adalah wisudawan dengan nilai lulus (IPK) tertinggi di kampus saya yang memiliki mahasiswa ribuan orang jumlahnya.
Berarti mungkin benar saya pintar. Itu karunia yang diberikan Tuhan kepada saya.

The Missing/Forgotten Life's Manual
(Panduan Hidup yg Hilang/Terlupakan)

  Tapi rupanya karunia itu tidak banyak membantu ketika saya harus menghadapai kerasnya kehidupan.Mungkin ini pula yang dialami kebanyakan orang sehingga mereka tetap saja menjadi orang kebanyakan meski dibekali potensi tinggi oleh Tuhan.
Kecuali orang-orang yang memiliki kemampuan lebih dan kebijaksanaan dalam membaca petunjuk Tuhan tentang hidup dan kehidupan yang kadang sangat halus terteranya di alam raya sekitar kita ini.
Lagi pula seperti kebanyakan orang, kita tidak diajarkan sedari kecil/dini, baik oleh orang tua kita sendiri maupun lembaga sekolah yang kita masuki, tentang 'life skills' atau ketrampilan hidup yang sesungguhnya.

  Sering orang tua mengajarkan kita apa yang mereka tahu dari pengalaman mereka sendiri, sementara kita harus hidup di masa nanti ketika situasi dan kondisinya sudah sama sekali lain. Sehingga ajaran orang tua kita itu seringkali sudah tidak relevan lagi (atau obsolete bahasa Inggrisnya.)

  Di sekolah lebih parah lagi. Sering kita hanya dicekoki materi pelajaran yang justru sering tidak relevan dengan yang kita butuhkan dalam kehidupan sebenarnya di dunia nyata.
Saya pernah hapal nama semua menteri, nama semua sungai, semua ibu kota propinsi dsb. Tapi apa yang saya hapalkan tersebut tidak pernah muncul sebagai penolong ketika hidup saya mengalami keadaan darurat.Dalam semua job interview yang saya ikuti, saya tidak pernah harus menjawab pertanyaan-pertanyaan, gunung apa yang tertinggi di Indonesia, ibukota propinsi A apa, atau berapa jumlah pulau yang ada di Indonesia, dsb.
Ketika anak saya berulah dan saya tidak tahu lagi harus bagaimana mengatasinya, bukan nama-nama menteri atau kabinet negara yang muncul memberikan solusi.
Ketika gaji saya tidak naik juga, rupanya fakta bahwa di sekolah dulu saya selalu rangking satu tidak bisa mengubahnya juga.Pokoknya, kecuali Anda berencana untuk menjadi kaya ala Jamal Malik (dari Slumdog Millionaire), yang kaya karena memenangkan kuis "Who wants to be a millionaire?", ada banyak hal yang telah kita pelajari di sekolah yang tidak benar-benar bermanfaat. Sementara, apa yang benar-benar bermanfaat untuk kehidupan kita bisa jadi malah tidak diajarkan.
Tapi itulah kenyataan hidup. Itulah fakta yang ada di sekitar kita.
(Eh, tapi jangan pesimis dulu, lho. Ada perkembangan menggembirakan di dunia pendidikan tanah air akhir-akhir ini, di mana banyak sekolah sudah mulai menyadari pentingnya mengajarkan "relevant life skills" kepada siswanya, dan bukan hanya pelajaran berbasis "content" yang memiliki masa kadaluarsa.)

  Kembali ke cerita hidup saya. Seperti kebanyakan orang tumbuh besar dan menjalani kehidupan ini dengan tanpa memiliki pegangan yang kuat bagaimana hidup dan menghadapi semua masalah kehidupan; apalagi tentang bagaimana menikmati kesuksesan, wah itu malah saya lebih tidak tahu lagi.Saya jatuh dan bangun, meraba-raba dalam gelap dan melakukan trial and error, hit and miss tiada habisnya, karena tidak dibekali peta hidup.

Dahulu/Sebelum (Before)

  Sampai paling tidak lima tahun lalu, sampai usia saya mencapai kepala 3, saya masih belum tahu, orang kaya itu pohon uangnya ditanam di mana. Kok, kayaknya hidup mereka itu begitu mudah, sementara saya 'bokek' terus tiada habisnya.
Bertahun-tahun yang saya tahu tentang kesuksesan adalah bekerja keras, rajin, jangan membolos, harus punya tujuan (set your goal), punya motivasi tinggi, jangan menyerah, coba semua cara, yang penting kita terus ikhtiar, jangan lupa menabung demi masa depan, sebagaimana yang diajarkan oleh conventional wisdom zaman kita ini.

  Yang saya bingungkan, setelah semua ikhtiar saya lakukan, kok hasilnya begitu-begitu saja, ya.
Ikhtiarnya itu harus yang bagaimana gitu? "There must be something missing here", pikir saya.
Tapi alih-alih mencari apa yang kira-kira hilang atau terlewatkan itu, sebagaimana banyak manusia lainnya, saya juga dijejali oleh petuah, bahwa hasil dari usaha kita itu terserah Tuhan. Yang penting kamu usaha dan berdoa, mau dikabulkan atau tidak, itu terserah DIA.
Dan ini memang betul.
Cuma yang saya heran, kenapa semua usaha saya lebih banyak tidak berhasilnya. Jadi lebih mirip aim, hit and...miss... terus-menerus.
Lingkaran setan: coba ini, lakukan dengan segenap kemampuan, lalu...gagal....
Sering saya bertanya pada diri sendiri, apa saya sebagai manusia begitu buruknya, sehingga Tuhan 'lupa' kepada saya.
Di bagian keistimewaan sistem Sukses Total, Anda sudah membaca tentang bagaimana desperate-nya saya dalam usaha saya meningkatkan kemakmuran hidup saya. Semua sudah pernah saya coba. Tanpa hasil yang bertahan lama.

  Bertahun-tahun hidup saya sekeluarga jatuh bangun, dengan masalah dan kesulitan tiada henti. Sebagai seorang perantau di belantara ibu kota yang menjadi guru bergaji tidak seberapa sementara pasangan hidupnya adalah korban PHK, membesarkan satu dua anak saja sudah cukup susah, apalagi bila kita ingin melakukannya dengan penuh martabat dan dengan segala kelayakan sebagaimana layaknya manusia.
Bertahun-tahun kami jadi "kontraktor", istilahnya, alias tinggal di rumah kontrakan sempit, berkamar satu, itupun tanpa dinding penyekat. Kalau hujan bocor dan air selokan depan rumah meluap, maka air kotor pun membanjir masuk. Lingkungan kami kumuh dan berdesakan dengan tetangga. Listrik dipakai bersama-sama, jadi sering sekali 'njepret' alias turun sekringnya karena gak kuat.

  Setiap kali ada anak tetangga sakit, salah satu anak saya pasti ada yang tertular, yang lalu menularkannya ke anak saya yang lain. Ramai-ramai sakit semua deh satu rumah. Akibatnya, uang tabungan tidak pernah ada. Setiap terkumpul sedikit, selalu ada kondisi darurat yang terjadi yang membuat semuanya habis tandas lagi.
Saya masih ingat betapa "malunya" saya ketika para murid saya memberi "kejutan" (alias tanpa pemberitahuan lebih dahulu) dengan mengunjungi saya sehabis melahirkan di rumah petak tersebut. Rumah yang sempit, dengan korden bekas sprei dan tanpa meja kursi.
Sungguh saya merasa sangat tidak layak untuk menjamu tamu di situ. Saya juga hanya punya 2 buah gelas yang biasa kami pakai berdua saja. Nah dengan tamu siswa satu kelas, bagaimana kami bisa menjamu mereka?
Dan saya guru mereka. Sungguh tidak nyaman dilihat siswa dalam kondisi seperti itu. Jangan salah, saya bukan malu akan kemiskinan saya, meski saya harus akui saya memang miskin.
Saya hanya tidak ingin dilihat murid-murid saya dengan tatapan iba, saya juga ingin punya sedikit 'wibawa' di depan mereka. Apakah itu berlebihan?
Ya, saya yakin semua orang menginginkan seperti yang saya inginkan pada waktu itu. Bukan harta benda melimpah berlebihan. Bukan.
Tapi hidup yang layak, bermartabat dan penuh pertolongan Tuhan pada saat diperlukan. Adalah suatu bonus tambahan bila kemudian kita bisa juga benar-benar kaya secara materi. Tapi paling tidak, hidup layak dan bermartabat harusnya bisa dinikmati semua orang.
Jangan sampai ada yang berpikir Tuhan menyayangi satu jenis manusia saja dengan memberi mereka kemudahan hidup, tapi lupa pada sebagian lainnya.
Sebagai penghiburan diri, akhirnya saya dulu sering memilih untuk berpikir bahwa mungkin kemiskinan saya ini memang sudah takdir, karena toh saya sudah berusaha untuk mengubahnya tetapi tidak bisa juga.
Betapa salah pemikiran saya ini, saya baru tahu bertahun-tahun kemudian.

  Ya pembaca yang budiman, kemiskinan bukan takdir. Saya akan jelaskan lebih lanjut tentang ini di sini. Silahkan membacanya bila Anda tertarik mengetahui bantahan saya terhadap pandangan yang sangat lazim dipercaya orang ini.
Sementara itu saya akan lanjutkan cerita dengan akhir perjalanan dan pencarian saya akan kunci sukses sejati.
Perjalanan berliku hidup saya tersebut memang akhirnya menemukan jalan lurusnya setelah saya menemukan rahasia sukses terbesar yang bisa membalik kondisi miskin menjadi kaya dalam waktu sekejap.


Kini/Sesudah (After)


  Karena katanya foto bisa bicara lebih banyak kata, saya akan pasang beberapa foto tentang saya, ketika masih tinggal di rumah kumuh dengan saat ini.
Rumah saya kini bukanlah rumah mewah. (Bukan ini yang saya inginkan). Tapi rumah saya aman, nyaman, bersih, indah, tenang, tentram, dan damai. Anak-anak saya sekarang bisa tumbuh besar, sehat dan bahagia di lingkungan yang bersahabat bagi mereka.
Penghasilan saya meningkat drastis dari ketika pertama saya bekerja, sangat drastis. Gaji yang saya terima sekarang ini nominal bersihnya 10 x dari yang saya terima 6 tahun lalu.
Sekarang saya menikmati pekerjaan saya. Karir saya maju terus. Saya dipercaya dan dihargai oleh kolega dan atasan, siswa dan orang tua mereka. (Padahal dahulu, saya bentrok terus dengan atasan dan nyaris disingkirkan karenanya. Dulu saya berangkat kerja karena harus, kalau tidak keluarga tidak makan, walau sebenarnya saya enggan sekali saking banyaknya intrik dan konflik di tempat kerja).
Dan sebagainya. Dan sebagainya.
Ya, kita bisa merubah nasib kita. Semua perubahan yang saya alami, terjadi karena saya menerapkan sendiri apa yang saya ajarkan di sini.

Berikut dua perbandingan kondisi berbeda tempat tinggal saya, dulu & kini.


the house of a loser the house of success
Anak-anak di depan rumah petak lama saya.
Perhatikan kekumuhan dinding dan sekitarnya.
Anak-anak di depan rumah baru saya (milik sendiri).
Perhatikan juga lingkungannya yang asri.

what I saw from my old ugly house what I see daily now from my dream house
Apa yang saya lihat di depan rumah saya
setiap hari, dulu. Kumuh menyesakkan.
Pemandangan yang bisa saya nikmati
tiap hari, kini. Indaaaah.....



Tell a Friend

Sukses untuk Semua, Anda juga bisa

  Anda mungkin punya standar sukses yang berbeda dari saya. Dan keinginan Anda jelas lain dari saya. Tapi justru itulah indahnya sistem ini.
Siapapun Anda, apapun latar belakang Anda, apapun yang Anda inginkan, Anda BISA.
Obama bisa, Jamal Malik bisa (sudah nonton Slumdog Millionaire, belum? Keren, lho.), dan yang terpenting, orang biasa seperti saya saja, yang punya banyak sekali kelemahan dalam dirinya, bisa ...kenapa Anda tidak? (Saya 110% yakin, Anda juga bisa..;-))
Ingat saja akan tiga hal ini:
  • Mintalah, maka akan dikabulkan;
  • Bertanyalah, maka akan dijawab;
  • Carilah maka, akan kau temukan.
Kalau Anda mau mencari jalan itu, Anda pasti menemukannya. Kalau Anda meminta pertolongan itu, Anda pasti mendapatkannya.
Website ini mungkin adalah jawaban dan pertolongan yang sedang Anda cari itu. Jadi terimalah dengan tangan dan pikiran terbuka.
Sekali lagi, dengan dilandasi hasrat untuk berbagi ilmu dan untuk melihat orang lain sukses menikmati keberhasilan dalam hidup mereka, saya meluncurkan website ini. Saya ingin menyebarkan ilmu bagaimana cara 'mengail' kepada sebanyak mungkin orang sehingga mereka bisa 'menangkap ikan mereka sendiri' atau paling tidak tahu bagaimana caranya mendapatkan ikan mereka dalam situasi sesulit apapun tanpa harus menunggu datangnya hujan ikan dari langit.
Di masa-masa yang katanya dunia sedang krisis bahkan di ambang resesi ekonomi ini, adalah mimpi saya untuk melihat orang lain memiliki kekuatan pribadi yang kokoh sehingga tidak peduli apapun yang terjadi di sekitar mereka, tetap bisa tersenyum dan berkata:

"It's a beautiful life I have here. I am safe and protected.
Everything will be okay."


Ya hidup ini adalah sebuah perjalanan yang indah, seharusnya siapapun juga bisa menikmatinya, di setiap kondisinya.


PS. Tetapi, bila kebetulan Anda sedang merasa hidup ini tidak bersahabat, Anda tidak harus mengalaminya sendiri.
Saya pernah ada dalam posisi ketika saya sedang susah dan tidak ada seorang pun di samping saya.
Ini saja sudah cukup untuk membuat saya merasa begitu kesepian di dunia ini dan ingin rasanya mengakhiri hidup, karena tidak ada yang lebih menyedihkan selain mengalami penderitaan hidup dan kemudian harus mengalaminya sendirian pula.
Saya tahu bagaimana rasanya.
Tapi Anda tidak sendiri. Bila Anda sekedar ingin "curhat", perlu "nasehat" atau seorang "sahabat" saya hanya sejauh pesan email saja.
Apapun yang terjadi, Anda tidak pernah sendiri. Kalaupun Anda memang merasa sendiri, saya ada di sini.
Jangan segan sedikitpun untuk mengirimi saya: send me email. Tentang apa saja.


Salam Sukses Selalu,

astuti's signature

Sri Astuti

Senin, 14 Oktober 2013

Budaya merupakan




BUDAYA

      Budaya merupakan Kebiasaan yang dilakukan oleh setiap manusia karena terbawa pengaruh dari lingkungan dan zaman,yang meliputi aspek materil maupun non materil (menyeluruh).

      
                  aspek material

             Kebudayaan material meliputi pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan dll.
                              

                                     aspek nonmaterial
             Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
           
           Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kebudayaan, karena yang menciptakan dan menggunakan budaya adalah manusia itu sendiri. Manusia hidup karena adanya adat berbudaya yang baik,kebudayaan tidak akan akan pernah punah jika kita mau melestarikan dan mempertahankan kebudayaan yang telah ada dari nenek moyang kita.
          Kebudayaan terjadi dalam proses turun temurun dan segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan itu sendiri.Kebudayaan digolongkan dalam beberapa wujud yakni, Gagasan, norma dan peraturan.Wujud ini memiliki fungsi untuk mengatur,mengendalikan dan memberi arah kepada setiap perilaku manusia.
           Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya perilaku ataupun struktur sosial kearah berlawanan atau menyimpang.Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
       
              Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:
1.    Pengaruh Lingkungan sekitar
2.     Tata cara Komunikasi
3.     Perubahan lingkungan Alam
        
          Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
        
          Pentingnya Pemahaman Budaya.Seperti; 
               Memahami konsep-konsep Budaya dan memilah budaya asing agar kita mampu mengapresiasikan budaya sendiri dan memperoleh manfaat positif dari budaya asing.



             Negara indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat menarik. Budaya tersebut harus kita perkenalkan kepada anak sedini mungkin sehingga mereka dapat mengetahui dan mencintai budaya negaranya sendiri. Para pendidik dituntut untuk melakukan eksplorasi dan inovasi dalam memperkenalkan budaya pada anak, sehingga anak tertarik dan tidak merasa bosan dengan budaya di Negara kita. Dengan keanekaragaman tersebut anak diajarkan untuk dapat bersosialisasi dan saling menghargai antar budaya yang berbeda-beda. Didalam pendidikan anak usia dini terjadi pembauran antar anak yang berbeda latar belakang, dan ragam budaya, sehingga melahirkan masyarakat multicultural. Dari sini akan akan mempunyai ciri khas masing-masing sesuai dengan culture pada keluarganya. Perbedaan tersebut akan memberikan penjelasan bahwa setiap manusia memang punya budaya masing-masing, tidak bisa menyamaratakan antara satu dengan yang lainnya.


           

pengetahuan yang anak miliki mereka kelak akan menjadi manusia yang berbudaya, mencintai, menghargai, dan membanggakan kebudayaan sendiri. Sikap berbudaya yang kita terapkan pada anak perlahan akan mereka serap dan menjadikan kebiasaan dalam hidupnya untuk merasa bahwa budaya bagian dari hidupnya. Sebagai pendidik, kita harus bisa menanamkan kebudayaan yang baik kepada anak karena tidak semua budaya berdampak baik terhadap tumbuh kembang anak usia dini. Pengawasan orang tua dan guru sangat diperlukan agar anak menjadi manusia berbudaya yang baik.


                                                                                                                                    ©M.Isa