Nama/NPM : Muhammad Isa/36413009
Kelas : 3ID08
Kelas : 3ID08
1. Penelitian ilmiah
Adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan
melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena
[1]. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata
cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah
satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah
membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh
penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.
Ilmu pengetahuan adalah usaha yang
bersifat multi dimensional, sehingga dapat didefinisikan dalam berbagai cara
dan tidak baku. Walau demikian ilmu pengetahuan perlu dilihat sebagai suatu
dasar (basic) proses berpikir manusia dalam melaksanakan berbagai penelitian.
Untuk itu ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan metode dan proses penelitian
tersebut.
2. Relevansi penelitian dengan ilmu pengetahuan,
Berkembang dari upaya manusia menc`ri jawaban atas berbagai pertanyaan
seperti “ini apa?”; “itu apa?”; “mengapa begini?”; “mengapa begitu?” dan
selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan “bagaimana hal itu terjadi?” serta
“bagaimana memecahkannya?”. Dengan dorongan ingin tahu tersebut manusia selalu
ingin mendapatkan pengetahuan mengenai permasalahan yang tidak diketahuinya
sehingga pada akhirnya muncul pengetahuan-pengetahuan baru yang dikenal sebagai
ilmu pengetahuan (knowledgement) yang sistematis dan terorganisir. Dengan
menggunakan akal dan pikiran yang reflektif, manusia merasa mampu memecahkan
masalah yang dihadapi.
Pendekatan yang digunakan dapat bersifat ilmiah dan non-ilmiah.
Pendekatan ilmiah dapat berupa penelitian-penelitian sedangkan pendekatan
non-ilmiah dapat berupa akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan atau
coba-coba (trial and error) dan mendapat otoritas ilmiah atau pikiran kritis.
Berdasakan pengertian di atas, terdapat hubungan yang erat antara ilmu
pengetahuan dan penelitian. Para ahli menyebutkan bahwa tidak mungkin
memisahkan ilmu dengan penelitian dan diibaratkan sebagai dua sisi mata uang
yang sama. Almack (1930) mengatakan bahwa penelitian dan ilmu merupakan hasil
dan proses. Penelitian merupakan proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Whitney
(1960) menegaskan bahwa ilmu dan penelitian merupakan proses yang berlangsung
secara bersama-sama. Artinya ilmu dan penelitian adalah proses yang sama
sedangkan hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Kebenaran yang
dimaksudkan adalah pengetahuan yang benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji
oleh siapa saja yang berkeinginan untuk mengujinya.
Dengan relevansi atau hubungan tersebut dapat disebutkan berbagai aspek
yang menjadi peranan dari ilmu dan penelitian sehingga dapat disebutkan sesuatu
yang dilakukan itu merupakan karya keilmuan, seperti:
a. Mencandra/ Deskripsi. Fungsi ini berusaha
untuk menggambarkan atau menjelaskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan.
b. Menerangkan/ Eksplanasi. Fungsi ini berusaha
untuk menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari munculnya permasalahan atau
terjadinya peristiwa-peristiwa.
c. Penyusunan Teori. Fungsi ini berusaha untuk
menyusun teori/ prinsip/ aturan-aturan mengenai hubungan antara kondisi/
peristiwa yang satu dengan yang lain.
d. Peramalan/ Prediksi. Fungsi ini berusaha
untuk mengadakan ramalan/ prediksi, estimasi dan proyeksi terhadap
permasalahan/ peristiwa dan dampak yang akan terjadi.
e. Pengendalian/ Controling. Fungsi ini
berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan pengendalian terhadap permasalahan/
peristiwa/ gejala.
Dari semua penjelasan tersebut,
jelaslah sudah bahwa terdapat keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan
penelitian. Melakukan penelitian memang dibutuhkan ilmu pengetahuan dan tidak
akan muncul pengetahuan baru bila tidak ada sebuah penelitian. Dapat diketahui
bahwa dari ilmu pengetahuan itu akan muncul permasalahan-permasalahan baru yang
harus dipecahkan melalui penelitian, dengan ilmu pengetahuan pula penelitian dapat
dikerjakan, dan hasil pemecahan masalah dari penelitian tersebut juga dapat
dijadikan sebagai sebuah ilmu pengetahuan baru.
3. Cara
Melakukan Penelitian
Umumnya suatu penelitian dapat diperinci
dalam delapan tahapan yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan,
dengan kata lain masing-masing tahap itu saling mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh tahap-tahap yang lain. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang
peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada tahap penelitian. Adapun
tujuh tahap itu sebagai berikut:
a.
Perencanaan.
Perencanaan meliputi penentuan tujuan
yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan merancanakan strategi umum untuk
memperoleh dan menganalisa data bagi penelitian itu. Hal ini harus dimulai
dengan memberikan perhatian khusus terhadap konsep dan hipotesis yang akan
mengarahkan peneliti yang bersangkutan dan penelaahan kembali terhadap
literatur yang termasuk penelitian yang pernah dilakukan orang sebelumnya yang
berhubungan dengan judul dan masalah penelitian yang bersangkutan. Tahap ini
merupakan tahap penyusunan “term of reference” (TOR).
b.
Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian.
Tahap ini merupakan pengembangan dari
tahap perencanaan. Di sini disajikan lagi latar belakang penelitian,
permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode atau prosedur analisis
dan pengumpulan data. Tahap ini meliputi pula penentuan macam data yang
diperlukan untuk mencapah tujuan pokok penelitian. Tahap ini merupakan tahap
penyusunan usulan proyek penelitian.
c.
Pengambilan contoh (sampling).
Ini adalah proses pemilihan sejumlah
unsur / bagian tertentu dari suatu populasi guna mewakili populasi itu. Dalam
tahap ini penliti harus secara teliti membuat definisi dan rumuasan mengenai
populasi yang akan dikaji. Rencana pengambilan contoh itu terdiri dari prosedur
pemilihan unsur-unsur populasi dan prosedur menjadikan atau mengubah data dari
hasil sampel untuk memperkirakan sifat-sifat seluruh populasi. Tantangan yang
harus dihadapi dalam penyusunan rencana pengambilan contoh ini adalah bagaimana
kita dapat mengikuti sedemikian rupa prosedur yang kita miliki dengan keadaan
setempat dan dengan sumber daya tersedia sementara tatap mempertahankan
kebaikan dan keuntungan sari sample survey.
d.
Penyusunan daftar pertanyaan.
Ini merupakan proses penterjemahan
tujuantujuan studi ke dalam bentuk
pertanyaan untuk mendapatakan jawaban yang berupa informasi yang
dibutuhkan. Sebenarnya ini merupakan prose coba-coba (trial and error) yang membutuhkan
waktu yang cukup lama. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan macam
pertanyaan serta urutan dari masing-masing pertanyaan. Tidak ketinggalan pula
adalah upaya bagaimana agar orang-orang yang diwawancarai (responden) dengan
senang hati mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan tetap senang
dalam memberikan jawaban-jawaban.
e.
Kerja lapangan.
Tahap ini meliputi pemilihan dan latihan
para pewawancara, bimbingan dalam wawancara serta pelaksanaan. Ini dapat
meliputi pula berbagai tugas yang berhubungan dengan pemilihan lokasi sampel
dan pretesting daftar pertanyaan. Kerja lapangan ini tidak akan diperlukan bila
kita menggunakan cara wawancara lewat telepon atau surat.
f.
Editing dan coding.
Coding adalah proses memindahkan jawaban
yang tertera dalam daftar pertanyaan ke dalam berbagai kelompok jawaban yang
dapat sesederhana mungkin. Editing juga meneliti lagi daftar pertanyaan yang
telah diisi apakah yang ditulis di situ benar atau sudah sesuai dengan yang
dimaksud.
g.
Analisis dan laporan.
Ini meliputi berbagai tugas yang saling
berhubungan dan terpenting dalam suatu proses penelitian yang tidak dilaporkan
atau dilaporkan tetapi dengan cara yang kurang baik tidak akan ada gunanya.
Tugas yang dikerjakan pada tahap ini ialah penyajian tabel-tabel dalam bentuk
frekuensi distribusi, tabulasi silang atau dapat pula berupa daftar yang
memerlukan metode statistic yang kompleks kemudian interprestasi
penemuan-penemuan itu atas dasar teori yang telah kita ketahui.
h.
Kesimpulan
Kesimpulan merupakan penarikan generalisasi dari hasil intepretasi
temuan penelitian. Meskipun merupakan penarikan kualitatif tidak bersifat
generalisasi, tetapi unsur generalisasi ini tetap ada, yaitu menemukan hal-hal
yang esensial atau prinsipil dari suatu deskripsi. Terhadap
kesimpulan-kesimpulan yang telah dirumuskan, disusunlah implikasi dan
rekomendasi atau saran. Implikasi merupakan akibat logis dari temuan-temuan
penelitian yang terkandung dalam kesimpulan. Rekomendasi merupakan hal-hal yang
sebaiknya dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam memanfaatkan hasil-hasil
penelitian.
Setelah dijabarkan tahap-tahap dalam melakukan penelitian diatas, kita
dapat menerapkan tahap-tahap tersebut dalam sebuah penelitian. Meskipun dalam
literatur-literatur terdapat beberapa perbedaan namun secara garis besar
tahapan yang dapat kita lakukan tidak akan banyak berpengaruh dalam penelitian
karena tujuannya adalah menarik kesimpulan. Tahap-tahap yang dijabarkan
tersebut dapat dikatakan tidak baku. Setalah dilakukan penelitian kita dapat
memberikan rekomendasi atau saran-saran yang sesuai dengan kesimpulan yang
ditarik.
Meskipun kita dapat memahami tahapan langkah penelitian seperti yang
dijabarkan diatas tetapi dalam kenyataannya tidak mudah untuk melakukan
penelitian yang demikian itu. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal baik dari
pihak luar peneliti ataupun dari dalam diri pihak peneliti sendiri,
seperti adanya perilaku peneliti yang
seringkali melibatkan perasaan, emosi, tingkah laku dan persepsi sehingga unsur
obyektivitas dalam meneliti terganggu. Dalam melakukan penelitian kita
diharapakan dapat menarik kesimpulan sesuai dengan fakta dan hasil yang
sebenarnya serta mengesampingkan unsur subyektivitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar