BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Anova (Analisis Varians)
Statistika bukan saja
dihadapkan untuk membandingkan dua populasi atau lebih, misal terdapat tiga
metode kerja yang tersedia untuk membandingkan ketiga metode kerja tersebut
memerlukan analisis lain yang disebut analisis ragam yang biasa disebut ANOVA. Anova bukan hanya membandingkan ragam populasi melainkan
membandingkan rata-rata populasi. Penamaan analisis ragam dikarenakan dalam
prosesnya anova memilah-milah keragaman
menurut sumber-sumber yang dapat dipastikan. Sumber keragaman ini yang
digunakan sebagai pembandingan untuk mengetahui sumber mana yang menyebabkan
terjadinya keragaman (Sugiarto, 2006).
Analisis
varians (analysis of variance, anova) digunakan untuk menguji rata-rata dari
tiga populasi atau lebih. Rata-rata populasi tersebut sama atau tidak sama.
Konsep dasar anova dikemukakan oleh R.A Fisher (Subiyakto,
1994).
Analisis ragam adalah suatu metode untuk menguraikan
keragaman total data menjadi komponen-komponen untuk mengukur berbagai sumber
keragaman. Itu merupakan definisi dari analisis ragam (Walpole, 1995).
2.2 Asumsi Anova
Asumsi yang harus dipenuhi oleh data
dalam analisis varians ini terdiri dari beberapa syarat. Seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya yaitu (ejournal.litbang.depkes.go.id, 2013):
1.
Individu-individu
dalam sampel harus diambil secara random secara
terpisah satu sama lain dari masing-masing populasinya (sampel bersifat independent).
2.
Distribusi
gejala yang diselidiki dalam masing-masing populasi itu adalah normal, jika
belum diketahui apakah sampel telah mengukuti distribusi normal atau tidak
dapat dilkukan pengetesan normalitas.
3.
Varians dari
masing-masing populasi tidak menunjukan perbedaan yang signifikan satu sama
lain.
2.3 Distribusi
F (Ratio Variance)
Distribusi
F dikembangkan oleh R.A. Fisher pada tahun 1920-an. Nama Distribusi F diberikan
sebagai penghormatan kepadanya. Distribusi F memiliki beberapa ciri, yaitu
sebagai berikut (Hasan, 2011).
1. Apabila derajat bebas pembilang dan penyebut
lebih besar dari pada dua kurva dari Distribusi F tersebut merupakan kurva yang
bermodus tunggal dan condong ke kanan.
2. Apabila derajat bebas pembilang dan penyebut
bertambah, Distribusi F cenderung berbentuk normal.
3.
Skala
Distribusi F mulai dari 0 sampai ̴. F
tidak dapat bernilai negatif.
4.
Nilai probabilitas
yang sama seperti 1% (1% di bawah kurva sebaran F), nilai kritis F untuk daerah
yang lebih rendah (sisi kiri) adalah berbalikan dengan nilai kritis F untuk
daerah yang lebih tinggi (sisi kanan).
Distribusi F
dapat digunakan untuk pengujian hipotesis. Hal yang dapat diuji ialah mengenai (Hasan,
2011):
1.
Persamaan tiga
atau lebih rata-rata populasi yang diperkirakan dengan teknik analisis varians
dan meliputi:
a.
Analisis varians
satu arah.
b.
Analisis varians
dua arah.
2.
Persamaan dua
varians populasi yang diperkirakan.
2.4 Anova Satu Arah
Model anova satu arah (one-way analysis of variance) digunakan
untuk pengujian perbedaan antara k rata-rata sampel apabila subyek-subyek
ditentukan secara random pada beberapa grup atau kelompok. Persamaan linier yang menggambarkan model uji
satu arah adalah (Subiyakto, 1994):
|
Keterangan:
μ =
rata-rata keseluruhan dari semua populasi klasifikasi
αk = efek
klasifikasi dalam k kelompok, khusus darimana nilai dijadikan sampel
eik = kesalahan random yang tergabung dalam proses sampling
|
Hipotesis nol dan hipotesis
alternatif untuk anova satu arah adalah:
Hipotesis nol benar, berarti:
|
Ringkasan anova satu arah dapat dilihat
dari tabel 2.1 dibawah ini. simbol yang digunakan dalam tabel tersebut berbeda
dengan yang ada pada konep-konsep diatas. MSB menjadi mean square between the a treatment groups (MSA), sedangkan MSW
menjadi mean square error. N
melambangkan total (sampel) data secara keseluruhan. Nk merupakan besarnya
sampel kelompok k. Tk merupakan jumlah nilali-nilai secara keseluruhan dalam
kelompok tertentu. T merupakan jumlah semua nilai dalam semua kelompok yang
dikombinasikan (Subiyakto, 1994).
Tabel 2.1 Ringkasan Analisis Varians
Sumber Variasi
|
Jumlah Kuadrat (ss)
|
Derajat Kebebasan (df)
|
Kuadrat Rata-rata
|
Rasio F
|
Diantara kriteris kelompok-kelompok, A
|
SSA=
|
K = 1
|
MSA =
|
F =
|
Kesalahan sampling
|
SSE = SST - SSA
|
N - K
|
MSE =
|
|
Total, T
|
SST=
|
N-1
|
2.5 Pengujian
Klasifikasi Anova Satu Arah
Pengujian klasifikasi anova satu
arah merupakan hipotesis beda rata-rata atau lebih dengan satu faktor yang
berpengaruh. Langkah-langkah pengujian anova satu arah adalah sebagai berikut (Hasan, 2011):
1.
Menentukan
formulasi hipotesis.
Formulasi hipotesis terdiri dari H0 dan H1.
Penentuannya adalah sebagai berikut.
a.
H0 : μ1 = μ2 = μ3 = … = μk
b. H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ … ≠ μk
2. Menentukan taraf nyata (α) beserta F tabel.
Taraf nyata (α) ditentukan dengan derajat pembilangan (v1)
dan derajat penyebut (v2). Data
sama banyak untuk v1 = k -1 dan v2 = k(n-1) dan untuk
data tidak sama banyak v1 = k -1 dan v2 = N-k. Nilai v1
dan v2 didapatkan lalu mencari nilai taraf pada tabel anova dengan
cara membandingkan nilai v1 dengan v2.
3.
Menentukan kriteria
pengujian.
Kriteria pengujian digunakan untuk membuat kesimpulan
terhadap perbandingan F tabel dan F hitung. Berikut adalah kriteria pengujian
yang digunakan.
a.
H0
diterima apabila F0 ≤ Fα(v1;v2)
b.
H0
ditolak apabila F0 > Fα(v1;v2)
4. Analisis varians.
Analisis varians disebut juga nilai uji statistik, yaitu membuat tabel
anova dan mendapatkan nilai F hitung (F0). Berikut ini ialah pemaparannya.
Tabel
2.2 Anova Satu Arah
Sumber Variasi
|
Jumlah Kuadrat (ss)
|
Derajat Kebebasan (df)
|
Kuadrat Rata-rata
|
Rasio F
|
Rata-rata Kolom
|
JKK
|
k – 1
|
||
Error
|
JKE
|
k(n-1)
|
||
Total
|
JKT
|
n . k – 1
|
Rumus
jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat kolom, jumlah kuadrat error untuk
ukuran sampel yang sama banyak berdasarkan jumlah baris dan kolom. Berikut adalah rumus-rumus yang digunakan (Hasan, 2011).
Keterangan:
Xij = pengamatan
ke j dari populasi ke i
Ti = total semua pengamatan populasi i
k = jumlah
kolom
n = jumlah
baris
N = jumlah populasi
Rumus Jumlah kuadrat total, Jumlah kuadrat kolom, Jumlah
kuadrat eror untuk ukuran sampel yang
tidak sama banyak tidak memiliki jumlah baris yang sama. Rumus yang digunakan
ialah sebagai berikut (Hasan, 2011).
Xij = pengamatan
ke j dari populasi ke i
Ti = total semua pengamatan populasi i
k = jumlah
kolom
n = jumlah
baris
N = jumlah
populasi
Langkah-langkah untuk membuat analisis varians atau tabel anova dilakukan secara langsung. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (Hasan, 2011):
a.
Menentukan
rata-rata sampel (rata-rata kolom).
b.
Menentukan
varians sampel.
c.
Menentukan
rata-rata varians sampel.
d.
Menentukan
varians rata-rata sampel.
Keterangan:
F0 = F hitung
n = jumlah
baris
5. Membuat
kesimpulan.
Menyimpulkan H0 diterima
atau ditolak dengan membandingkan antara langkah ke-4 dengan kriteria pengujian
pada langkah ke-3. Pemberian kesimpulan merupakan solusi dalam memecahkan
permasalahan suatu penelitian (Hasan, 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar